review jurnal seketsa dalam gambar
nama : rizki salman
npm : 202246500158
A.REVIEW
KAJIAN
PERAN SKETSA DALAM
PROSES
KREATIF DAN PENDIDIKAN DESAIN
(Kasus Pengalaman
Belajar Desain di Era Digital)
Abstrak
Pendidikan desain sebagai model pendidikan kreativitas
terapan yang di dalamnya terdapat beragam disiplin ilmu terus mengalami
tantangan dan perubahan dalam Pendekatan
desain yang diperkenalkan selama proses merancang, yang membentuk dasar atau
pondasi dalam pendidikan desain memperoleh makna melalui sketsa “freehand”
sebagai alat komunikasi yang dianggap efektif untuk profesi desainer. Sketsa
memiliki fungsi praktis untuk memastikan pengenalan objek kasus dan
pengembangan ide solusi yang cepat, juga berfungsi sebagai media ekspresi
visual. freehand pada media digital dimana publik menyebutnya dengan “manual
rasa digital”. Penelitian ini bertujuan untuk membahas “proses sketsa” yang
dilakukan mahasiswa desain interior di Yogyakarta dan pentingnya proses sketsa
dalam pendidikan seni dan desain. Melalui kajian
pembahasan
aktivitas gambar memaksa seorang harus imajinasi, membayangkan, mengulik,
membentuk komposisi yang kreativi ini yang tertuang dalam sebuah gambar dalam rencana atau langkah-langkah kreatif untuk
membuat sejumlah kemungkinan solusi dan konsekuensi ditetapkan dalam aspek
gambar,dalam pendidikan dalam dunia desain sangat di perlukan adanya hubungan
antara pendidikan dan praktek dalam desain lapangan dalam mendapatkan proses
yang bener dalam desain secara benar dalam dunia seni di pendidikan,belajar
dari unclarity of sketsing karena dalam setiap goresan memiliki makna
yang berbeda – beda termasuk visualisasi ide, analisis, determinasi, dan
pemeliharaannya (Adiguzel dan lain-lain, 2012a). Desain adalah tindakan yang
sisi kreativitasnya begitu penting untuk dicermati, tidak sepenuhnya murni dan
tidak sepenuhnya teknik.
Metode Menurut Sugiyono
metode pendekatan deskriptif dimana metode ini digunakan
untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara variabel atau
lebih dengan cara mengamati sejumlah aspek tertentu secara lebih spesifik untuk
dapat memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Data berupa
sejumlah karya sketsa freehand mahasiswa, kemudian diolah, dianalisis, dan
diproses
PEMBAHASAN
- Posisi
Sketsa dalam Proses Desain dan Pendidikan Desain
Kemampuan sketsa adalah rancangan yang terjadi melalui
pemikiran, dan ini merupakan tahap pertama sehingga tidak mewakili “yang
sempurna”, itu adalah bahasa antar individu. Adapun proses sketsa adalah proses
produksi membuat sejumlah gambar dengan “tangan bebas” atau freehand.
menggambar adalah sarana ekspresi dalam desain. Dalam membuat sketsa dalam
pendidikan desain interior dan desain Proses ini merupakan rancangan awal
proyek dan bagian dari desain yang efektif dalam mengawal dan menentukan hasil
sebuah rancangan. Dalam hal ini, sketsa adalah metode berpikir yang memberi makna
pada proyek (case project) dalam pendidikan desain. Goldschmidt menamakan
proses ini sebagai bahasa sketsa. Sketsa interpretasi dan potongan baru sebuah
proses desain terjadi (Goldschmidt, 1991). Sketsa memiliki peran interaktif
untuk menyatukan ide-ide dalam pikiran, menentukan fungsi dan makna gambar;
menemukan bentuk-bentuk baru dan menyesuaikannya dengan desain (Edwards, 1979).
Terdapat lima aspek yang senantiasa terlibat dalam praktik sketsa freehand
yaitu seeing, intuiting, insting,
feeling, dan thinking. Hal ini dimungkinkan untuk studi sketsa sebagai
tindakan "mencari" dan "menafsirkan".
- Pendidikan Desain Berbasis Proyek
Pendidikan desain merupakan jenis pendidikan mahasiswa
memperoleh ide berpikir, meneliti, memperoleh pengetahuan, kritis, dan
memecahkan permasalahan. Pendidikan desain yaitu kelas latihan merancang
berbasis proyek dalam disiplin ilmu desain interior dan arsitektur.
Menurut Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim (Mengenal Konsep Project-based
Learning, 2020) bahwa model pendidikan Project-based Learning (PjBL) adalah
model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan
masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan
batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya
dipresentasikan kepada orang lain. Model Project-based Learning (PjBL) kerja
umum yang dikoordinasikan bersama-sama dengan mahasiswa dengan tetap dalam
pengawasan seorang pengajar/instruktur/fasilitator, dan mahasiswa melakukan
metode desain secara mandiri mendapatkan solusi desain yang tepat.
B.REVIEW
ANALISIS
KARYA SKETSA M. THALIB PRASODJO TAHUN 1983 SAMPAI 2008
Abstrak
M. Thalib Prasodjo (1931-2010) Lahir di Bojonegoro, 17 Juni
1931, sejak kecil M. Thalib Prasodjo sudah bercita-cita menjadi pelukis peran
terhadap seni rupa modern Surabaya saat itu. Banyak di kalangan seniman
mengenal dia sebagai pelukis sketsa alias sketser. kali menghabiskan waktunya
dengan berkeliling dari tempat ke tempat hanya untuk mengambart sketsa secara
spontanitas. t M. Thalib Prasodjo menghasilkan banyak sketsa-sketsanya memiliki
unsur-unsur rupa yang menarik, dan tidak jarang dipamerkan ataupun dikoleksi
oleh kolektor, hal tersebut dikarenakan sketsanya memiliki unsur rupa yang unik
seperti pada unsur titik, garis, bidang, warna, komposisi serta tekniknya,
sehingga hal tersebut menjadi karakteritiknya
1 sketsa-sketsa M. Thalib Prasodjo ditemukan beberapa tema meliputi
objekobjek bagunan, figuratif, dan suasana. Dari sketsanya tersebut terdapat
berbagai temuan tentang struktur visual mulai dari garis-garis yang cendrung
linier dan ekspresif. Kemudian terdapat unsur titik yang berfungsi untuk
mengisi bidang/objek tertentu. Lalu terdapat unsur bidang yang geometris dan
non-geomertis, serta ditemukan unsur warna yang lebih mengarah pada warna-warna
monokromatik yaitu hitam dan putih. dan komposisi yang sering ada pada
sketsanya yaitu komposisi keseimbangan, penekanan, dan kesatuan.
PENDAHULUAN
seni lukis atau seni gambar, sketsa adalah karya seni rupa
yang penting untuk mendasari segala kegiatan seni rupa yang dikerjakan oleh
pelukis.kemampuan membuat sketsa, seorang pelukis tidak akan dapat
melangsungkan kegiatan mengambar dengan baik , karena itulah sketsa merupakan
hal yang wajib dimiliki oleh seorang pelukis sebagai hal utama dalam penciptaan
karya seni 2 dimensi maupun 3 dimensi. Sketsa dalam pemahaman klasik berarti
sketch, atau bagan, rencana dari totalitas karya. Namun dalam definisi
mutakhir, sampai pada pengertian karya mandiri dengan unsur utamanya adalah
garis. Di Surabaya, saat itu hanya ada
Lim Keng (1934–2009) kemudian muncul
Hardono, yang terjun serius menjadi sketser setelah memasuki masa pensiun.
Sketse handal lainnya adalah Tedja Suminar, seniman besar sketser Indonesia yang bernama adalah
Ipe Maaruf, yang tinggal di Jakarta.
pelukis sketsa yang mampu bertahan lama dan eksis sebagai
sketser (Dermawan T, 2013;125). M. Thalib Prasodjo kelahiran Bojonegoro, 17
Juni 1931 merupakan salah satu pelukis di Jawa Timur yang berbeda dengan
pelukis lainya. Dia aktif berkesenian melalui sketsa atau juga disebut sebagai
sketser. Karirnya diawali dengan pengabdian sebagai guru Sekolah Dasar, karena
pernah sekolah di SGB/SGA di Bojonegoro, serta terjun sebagai perupa dengan
bekal pengetahuan dari Aksera dan juga sebagai pematung. M. Thalib Prasodjo
menghabiskan masa senja tidak dengan bersantai justru giat berkesenian lewat
seketsa yang setiap harinya beliau membimbing anak-anak muda dan muridnya untuk
bersama membuat sketsa secara out door.
Metode
menurut paradigm THALIB PRASODJO
Dalam hal ini dengan metode deskriptif yang digunakan ,
yaitu metode penelitian dengan menggunakan data yang selengkaplengkapnya dengan
cara melihat secara langsung dari mulai proses pengumpulan bahkan hingga finishing
menjadi sketsa. Selain itu data juga diperoleh dari wawancara dengan keluarga
M. Thalib Prasodjo berserta murid muridnya disanggar Akar Rumput, berserta
teman dekat/sesama seniman M. Thalib Prasodjo sehingga memberikan data yang
cukup jelas dan akurat, kemudian mengadakan suatu analisa intepretasi secara
obyektif dan seksama terhadap data hasil penelitian. Spesifikasi data tersebut,
pendekatan yang diterapkan dan dianggap tepat adalah pendekatan kualitatif.
Menyatakan bahwa secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi)
Pembahasan
Dari beberapa karya sketsa M. Thalib Prasodjo terdapat
berbagai unsur rupa yang nampak, seperti titik, garis, bidang, dan warna, serta
teknik-teknik dalam pembuatanya, baik dengan teknik kering ataupun basah, dalam
penelitian ini akan menjawab rumusan masalah tersebut secara deskriptif atau
secara narasi (bercerita) , dengan cara mengelompokan beberapa sketsa dengan
beragam tema, seperti tema berobjek bagunan, tema berobjek figur, dan tema
sketsa suasana. Pada penelitian ini, sketsa-sketsa yang diteliti oleh penulis
mulai dari tahun 1983 sampai 2008.
Analisis Titik (Dot/Point) Pada sketsa-sketsa yang
bertemakan objek bangunan, unsur titik yang ada hanya menjadi unsur pendukung
dalam membuat objek tertentu, seperti halnya yang sudah dijelaskan diatas,
sehingga unsur titik tidak begitu mendominan, namun bukan berarti titik
dikesampingkan dalam sketsa, hal tersebut dikarenakan jika titik dibuat secara
baik menurut
Analisis Garis (Line) Dari Sketsa- Sketsa tersebut, unsur
garis pada sketsa Thalib Prasodjo yang berobjek bangunan ini sangat nampak dan
dominan, hal ini memang dikarenakan garis sebagai unsur utama/penting dalam
sebuah sketsa. Dalam sketsa objek bangunan ini terdapat banyak jenis garis dan
kualitasnya, seperti garis panjang/lurus, garis patah-patah, garis tebal dan
garis tipis. Sehingga dari macam macam jenis garis tersebut sketsa yang
dihasilkan memiliki nilai estetik
Review C
Ungkapan
Estetis dan Eksistensi Sketsa Ivanovich Agusta sebagai “Patron” Pelukis Anak di
Indonesia pada Tahun 1979-1984
. PENDAHULUAN
Sketsa merupakan
gambar yang dibuat dalam waktu yang relatif cepat. Biasanya, sketsa dibuat oleh
para desainer atau seniman dalam membuat rancangan karya sebuah lukisan, atau
dalam karya seni rupa lainnya. Namun sketsa merupakan sebuah karya jadi. Secara
umum, sketsa dan gambar hampir dipandang sama, namun sebenarnya keduanya
mengandung perbedaanperbedaan yang mendasar. Jika sketsa (sketch) dibuat dengan
waktu yang relatif cepat dengan garis-garis yang sederhana dan efisien tanpa
penggunaan detil, maka gambar (drawing) merupakan sebuah karya seni yang
mempresentasikan suatu objek secara detail, dengan media pensil, pena, dsb
(Pangarso, 2013: 1). hasil coratcoret anak-anak tersebut pada suatu media
tertentu lebih umum dikatakan sebagai karya gambar
Dalam membaut garis goresannya sederhana, dibuat dalam waktu
yang relatif cepat atau lama, dan kurang detail. Hal ini dikarenakan saat
melakukan aktivitas corat-coret tersebut, seorang anak tidak berfikir bahwa
karyanya merupakan sebuah gambar rancangan untuk karya selanjutnya atau
merupakan karya jadi yang mereka sebut sebagai sketsa.
METODE
PENELITIAN Ivanovich
Agusta
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Objek penelitian difokuskan pada beberapa karya sketsa
Ivanovich Agusta pada rentang tahun 1979-1984. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah observasi dan kajian dokumen. Obsevasi dan kajian dokumen
dilakukan dengan memfokuskan pada beberapa karya sketsa yang terpilih pada
tahun 1979-1984 melalui Ivanovich Agusta
PEMBAHASAN.
. Berbagai macam jenis buku, jurnal, artikel di surat kabar
dan di forum seminar telah banyak dihasilkan. Dalam bidang keilmuan yang
diambilnya sekarang, Ivanovich Agusta juga terhitung sebagai tenaga profesional
dengan berbagai prestasi. Jika menilik ke belakang mencermati bagaimana
perjalanan hidup Ivanovich Agusta, terdapat berbagai hal menarik yang telah
didokumentasikannya dalam blog profil dirinya. Di samping berbagai macam
prestasi yang telah diraihnya dalam kajian keilmuannya sekarang, Ivanovich
Agusta juga memiliki serangkaian prestasi dalam bidang kesenian seperti drama
dan melukis.
aktivitas pameran Ivanovich Agusta, dapat dilihat bahwa beliau cukup aktif dalam dunia berkesenian khususnya seni rupa pada masa anak-anak hingga menjelang dewasa. Beberapa karya sketsanya yang mendapatkan penghargaan besar antara lain yang berjudul “Rumah di Sudut Kota” tahun 1979 diterbitkan dalam buku Puisiku Duniaku oleh UNESCO. Karya sketsa yang lain berjudul “Dokar Piji” tahun 1980 yang telah dikoleksi oleh Gubernur Propinsi Jawa Tengah waktu itu yang bernama Soepardjo Rustam. Selain itu, karya sketsanya yang berjudul “Keramaian Buka Luwur tipe gambar sebelumnya, bahwa Ivanovich merupakan anak yang memiliki karakter gambar visual (tipe visual). Oleh karena itu, sebagian besar karyanya menggambarkan realitas sekelompok manusia dan lingkungannya dalam sebuah interaksi. Bagi Ivanovich, menggambar suasana keramaian itu membawa banyak cerita di dalamnya. Melalui gambar atau sketsa-sketsanya
KESIMPULAN
bahwa seketsa dalam mengambar itu sangat penting dalam dunia desain dan seni,dari seketsa bisa menjadi pondasi dasar dalam menciptakan seni,dan setiap goresan dalam gambar memeberikan karakter personal setiap orang tersebut menciptakan model yang beraneka ragam tipe seketsa dan ketika ingin mendapatkan sketsa hasil yang bagus maka harus perbanyak belajar dedikasi dalam mengambar
DAFTAR PUSTAKA
Fikri, H. R., &
Djatiprambud, D. (2015). ANALISIS KARYA SKETSA M. THALIB PRASODJO TAHUN 1983
SAMPAI 2008. Jurnal Pendidikan Seni Rupa, II, 1–15.
Kurniawati, D. W.
(2016). Ungkapan Estetis dan Eksistensi Sketsa Ivanovich Agusta sebagai “Patron”
Pelukis Anak di Indonesia pada Tahun 1979-1984. Jurnal Imajinasi, X(2),
39–50.
Nurcahyo, M. (2022).
Kajian peran sketsa dalam proses kreatif dan pendidikan desain (Kasus
pengalaman belajar desain di era digital). LINTAS RUANG: Jurnal Pengetahuan
Dan Perancangan Desain Interior, 10(2), 86–97.
https://doi.org/10.24821/lintas.v10i2.7199
Komentar
Posting Komentar